Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC) adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity-based management, yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas. Activity Based Costing dapat diartikan juga sebagai penentuan harga pokok produk berdasarkan kegiatan atau aktivitas.
Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, tujuannya adalah untuk menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan eksternal.
Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan sistem akuntansi biaya tradisional.
Dalam ABC:
- Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk
- Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk
- Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek biaya lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus.
- Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya tradisional.
- Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesuaikan dengan kapasitas dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan.
Komponen biaya produksi:
- Biaya Bahan Baku (Direct material/ DM)
- Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct labor/DL)
- Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead/FOH)
Dari komponen biaya produksi di atas, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja mudah ditelusuri sampai ke produk jadi. Sedangkan Biaya overhead pabrik pembebanannya tidak bisa langsung ditelusuri ke masing-masing produk jadi. Pada umumnya dibebankan berdasarkan sesuatu, misal: jam tenaga kerja langsung, atau jam mesin (metode tradisional). Oleh karena itu muncul suatu pemikiran bagaimana membebankan BOP agar lebih akurat dibanding metode tradisional.Sehingga dapat membantu pengambilan keputusan manajemen untuk penetapan harga jual dengan akurat. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan Activity Based Costing (ABC).
Pada Konsep ABC tersebut terlihat bahwa sistem ABC ini memiliki dua tahap sebgai berikut:
Tahap I : Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan ke dalam aktifitas.
Tahap II : Bagaimana membebankan biaya yang dikeluarkan masing-masing aktivitas ke dalam objek biaya. Untuk menetapkan aktivitas dan objek biaya, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menyebakan terjadinya biaya atau disebust penggerak biaya (cost driver).
Perlakuan biaya dalam system ABC:
BIAYA NON PRODUKSI
Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi diperlakukan beban periodic dan tidak dibebankan ke produk. Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi, penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk menentukan tingkat profitabilitas barang dan jasa biaya-biaya non produksi tersebut dalam activity-based costing dibebankan ke produk.
BIAYA PRODUKSI
Dalam akuntansi biaya tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produk-produk, bahkan biaya produksi tidak langsung. Dalam ABC, biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada alas an yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat.
overhead itu apa ya?
BalasHapustrus klo dalam istilah akuntansi achievement itu punya arti lain ndak selain perjuangan?
krn klo dalam istilah ekonomi isterest itu di artikan sebagai bunga. klo di akuntansi adakah pengertian lain dari achievement?
Terimakasih artikel nya . . .
BalasHapusST3Telkom
tank bawa kayu thank u
BalasHapus