Siapkah Koperasi Menghadapi Era Globalisasi?
Siapkah koperasi menghadapi era globalisasi? Jawabannya tentu siap atau tidak. Jika jawabannya siap maka pasti ada alasannya dan sebaliknya. Sebelum membahas lebih jauh sebaiknya kita membahas apa itu globalisasi dan faktor apa saja yang menghambat perkembangan koperasi di Indonesia ini. Dibawah ini saya berikan masing-masing pendapat para ahli:
Sekilas Tentang Globalisasi Menurut Para Ahli
Selo Soemardjan: Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya PBB, dan OKI.
Wikipedia Ensiklopedia: Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Menurut Afdjani (2007): Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tenteng peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga degara mampu menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi dimana sekarang wanita–wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim, yang kemudian ditiru habis-habisan.
Achmad Suparman: Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Albrow: Globalisasi mengacu pada semua proses dimana masyarakat dunia dimasukkan ke dalam sebuah masyarakat tunggal dunia, masyarakat global.
Takis Fotopoulos: Globalisasi ekonomi "sebagai pembukaan dan deregulasi pasar komoditas, modal dan tenaga kerja yang menyebabkan globalisasi neoliberal ini.". Globalisasi politik "bernama munculnya elit transnasional dan keluar pentahapan dari negara-bangsa.". Globalisasi budaya "adalah homogenisasi budaya di seluruh dunia.".
Laurence E. Rothenberg: Globalisasi adalah percepatan dan intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan, dan pemerintah dari negara yang berbeda.
Sekilas Penghambat Perkembangan Koperasi Menurut Para Ahli
Ace Partadiredja (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada): Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.
Baharuddin: Faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil: Faktor penghambat kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Masalah-masalah di atas merupakan pokok dari masalah koperasi dan merupakan jalan keluar permasalahan koperasi di Indonesia. Koperasi sangat penting peraannya bagi Indonesia apalagi dalam menghadapi era globalisasi ini. Sebenarnya, keberadaan koperasi juga telah dirasakan peran dan manfaatnya oleh masyarakat tetapi karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat akhirnya peran koperasi menjadi meredup bahkan hilang. Koperasi justru lebih mudah dan lebih menguntungkan dibanding lembaga atau badan usaha lainnya. Hal ini disebabkan karena badan usaha lain itu banyak memliki peraturan dan inilah yang menghambat badan usaha itu untuk berkembang.
Lalu koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Hal ini karena masyarakat mengerti bahwa mereka yang anggota koperasi maupun tidak juga ikut terlibat dalam kepengurusan koperasi. Maka dari itu masyarakat mulai mempertimbangkan dengan rasional bahwa ternyata koperasi memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik sehingga pada kondisi ini koperasi dianggap berada di tingkat yang lebih tinggi dilihat dari peran masyarakatnya.
Selanjutnya adalah koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Ini adalah salah satu kelebihan yang dimiliki koperasi seperti yang telah dijelaskan diatas. Rasa memiliki ini dinilai sebagai faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan walaupun dalam kondisi yang sulit. yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut. Selain itu juga karena ini adalah sebagai prinsip koperasi yaitu kekeluargaan dan gotong royong, maka dari itu koperasi lebih mengerti dan lebih dekat dari rakyat dibanding lembaga usaha lain.
Maka dapat disimpulkan koperasi siap menghadapi era globalisasi. Alasannya karna koperasi mampu bertahan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di Indonesia ini jika ada kerjasama yang kuat dan kuntinu antara Pemerintah dan pengurus koperasi untuk mencapai tujuan ekonomi kerakyatan yang menjadi dasar perekonomian Indonesia.
Lalu ada pendapat dari Dekan Fakultas Administrasi Bisnis Universitas Nebraska, Gaay Schwediman, bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Semua anggota diperlakukan secara adil,
- Didukung administrasi yang canggih.
- Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
- Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
- Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli,
- Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
- Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
- Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
- Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
- Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
- Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
- Dan pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
Referensi:
Purbayu Budi Sentosa, 2004. Eksistensi Koperasi : Peluang Dan Tantangan Di Era Globalisasi. Universitas Diponegoro, Semarang. (dapat didownload disini)
Sitio Arief dan Tamba Haloman, 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Penerbit Erlangga, Jakarta. (dapat dilihat disini)
http://www.majalah-koperasi.com/gerakan-koperasi-dalam-menghadapi-krisis-global
http://carakata.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-definisi-globalisasi.html
Terimakasih artikel nya . . .
BalasHapusST3Telkom